"Jelas anggapan ini salah. Ini hanya mitos yang beredar sejak tahun 1930-an. Dale Calergie, seorang motivator yang menulis buku berjudul 'How To Win Friends and Influence People' yang mengatakan dan menuliskan mitos tersebut dalam bukunya, padahal dia bukan dokter," ujar dr Roslan Yusni Al Imam Hasan, SpBS, dari RS Bethsaida Serpong, dikutip dari detikHealth dan ditulis pada Rabu (20/5/2015).
Dokter yang akrab disapa dr Ryu itu melanjutkan bahwa pada tahun itu, kebanyakan dokter masih belum memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan otak.
"Pada tahun 1960-an barulah dokter mengetahui anatomi otak. Mitos ini tentu saja salah. Mengunyah saja membutuhkan 100 persen kerja otak kita. Hal lain seperti tertawa juga membutuhkan ingatan, tidak mungkin otak cuma bekerja 10 persen. Segalanya harus 100 persen," lanjut pemilik akun Twitter @ryuhasan ini.
Demikian juga disampaikan oleh dr Yuda Turana, SpS, dari Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran UNIKA Atmajaya. Ia menyebutkan bahwa meskipun secara populer memang dikatakan bahwa penggunaan otak hanya 10 persen saja, namun sulit secara hitung-hitungan matematis apakah benar 10 persen.
"Faktanya otak kita sangat hebat mengingat. Misalnya saja otak kita dapat mengingat peristiwa mendetail di masa lampau, namun bisa melupakan daftar belanja tadi pagi. Otak yang sama bisa lupa kejadian baru, namun ingat kejadian lama. Bila kita tahu prinsip-prinsip otak dalam mengingat maka kemampuan otak kita meningkat. Otak akan mengingat bila ada unsur emosionalnya," lanjut dr Yuda.
( via detikHealth )