Para peretas (hacker) yang beroperasi dari China diduga berhasil mencuri
informasi milik perusahaan-perusahaan minyak dan gas asal
negara-negara Barat. Caranya dengan menerobos jaringan komputer
perusahaan yang bersangkutan walau sudah dilengkapi perangkat canggih.
Menurut kantor berita Associated Press, laporan itu disampaikan oleh salah satu produsen anti virus ternama, McAfee Inc., Kamis 10 Februari 2011. Tidak disebutkan perusahaan apa saja yang berhasil disabotase para hacker Tiongkok. Perusahaan-perusahaan migas itu hanya disebut berada di Amerika Serikat (AS), Taiwan, Yunani, dan Kazakstan.
Menurut kantor berita Associated Press, laporan itu disampaikan oleh salah satu produsen anti virus ternama, McAfee Inc., Kamis 10 Februari 2011. Tidak disebutkan perusahaan apa saja yang berhasil disabotase para hacker Tiongkok. Perusahaan-perusahaan migas itu hanya disebut berada di Amerika Serikat (AS), Taiwan, Yunani, dan Kazakstan.
McAfee mengungkapkan, serangan para hacker itu dimulai sejak November 2009. "Mereka mengidentifikasi perangkat, teknik, dan aktivitas jaringan yang digunakan dalam serangan, yang kami sebut sebagai 'Naga Malam,' terutama berasal di China," demikian laporan McAfee.
Metode operasi para hacker itu dianggap tidak sampai rumit. Namun, mereka dikenal sangat sabar dan diduga sudah bertahun-tahun menyusup di dalam jaringan komputer sasaran.
"Tampaknya bergaya tradisional, yaitu meretas untuk mencuri data," kata Josh Shaul, eksekutif perusahaan jasa keamanan sistem komputer dari Application Security Inc. di New York.
Tahun lalu, dalam laporan gabungan dari McAfee dan Center Center for Strategic and International Studies di Washington, AS, mengungkapkan bahwa lebih dari 300 operator pembangkit listrik dan infrastruktur lain mengaku jaringan komputer mereka disusupi pihak tak dikenal.
Pada umumnya, motivasi para hacker adalah untuk memeras perusahaan yang mereka incar. Perusahaan minyak menjadi target empuk karena diyakini berpenghasilan sangat besar.