Pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 beserta 239 orang di dalamnya terus dilakukan. Sejumlah dugaan bermunculan. Salah satunya adalah Boeing 777-200ER itu menjadi korban pembajakan. Meski belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab dan menyuarakan tuntutan tebusan.
Terkait pembajakan, ada kisah menarik yang terjadi pada 24 November 1971, 43 tahun lalu. Tentang pembajak pesawat bernama DB Cooper yang tak pernah tertangkap hingga kini.
Kala itu, seorang pria yang mengaku sebagai Dan Cooper mendatangi bagian penjualan tiket pesawat Northwest Orient Airlines di Bandara Internasional Portland.
Ia membawa koper hitam dan membeli tiket sekali jalan berharga US$ 20 di Penerbangan 305 ke Seattle, Washington. Penerbangan jarak pendek yang hanya membutuhkan waktu 30 menit. Pesawat yang membawa 36 penumpang itu dijadwalkan terbang pukul 14.50 waktu setempat.
Saat menaiki Boeing 727-100, DB Cooper yang mengenakan setelan gelap lengkap dengan dasi, dan sepatu duduk di kursi 18 C, bagian belakang kabin penumpang. Ia memesan bourbon campur soda, dan menyulut rokok -- di masa itu penumpang boleh merokok di kabin.
Cooper, yang entah siapa identitas aslinya, memberikan pesan pada seorang pramugari. Awak kabin itu mengira, sobekan kertas tersebut berisi 'pesan nakal' dari seorang pria yang tertarik padanya. Ia menyelipkan catatan itu ke dompet koinnya.
Melihat apa yang dilakukan pramugari, Cooper membungkuk ke depan dan berbisik. "Nona, sebaiknya Anda melihat isi kertas itu. Aku punya bom," kata dia.
Catatan dengan tulisan rapi itu menjadi instruksi agar si pramugari duduk di sebelahnya dan mengikuti instruksi. Apa yang tersurat di situ adalah: "Anda dibajak".
Cooper lalu menunjukkan bom dalam kopernya pada pramugari dan menyampaikan tuntutannya: uang senilai US$ 200 ribu, 4 parasut, dan sebuah truk bahan bakar untuk disiagakan di Seattle.
Pramugari meneruskan tuntutan itu ke pilot yang menyampaikannya ke Direktur Northwest Orient, Donald Nyrop, yang langsung setuju -- demi keselamatan nyawa para penumpang. Kru diperintahkan bekerja sama dan memberitahu penumpang bahwa ada masalah teknis yang akan menunda pendaratan.
Saksi mata mengidentifikasi Cooper sebagai pria yang tenang, sopan, dan bertutur kata baik. Pada pukul 13.24, tuntutannya dipenuhi. Pesawat akan mendarat 15 menit kemudian di Seattle -- 2 jam molor dari jadwal semula. Pilot diperintahkan mendaratkan pesawat dan mematikan lampu agar tak menarik perhatian aparat.
Setelah ransel berisi uang dan parasut diberikan, pesawat sedang diisi bahan bakar, semua penumpang dan awak kabin diminta meninggalkan pesawat.
Dua penerbang tetap di dalam kokpit. Cooper menyampaikan rencananya bahwa mereka harus terbang menuju ke Mexico City degan kecepatan minimal. Pada ketinggian 10.000 kaki, kabin harus tetap dalam kondisi unpressurised -- tekanan dalam pesawat sama dengan tekanan di luar.
Di suatu titik di atas pegunungan Cascade di Washington, Cooper, mengenakan parasut. Dengan uang tebusan melekat di tubuhnya, ia terjun dari pesawat.
FBI berpendapat Cooper tak akan selamat dari aksi nekatnya itu. Namun, kasus itu tak pernah ditutup.
Satu-satunya yang pernah ditemukan adalah bagian dari uang tebusan -- 2 paket uang tunai yang nilainya US$ 5.800 yang ditemukan di Sungai Columbia pada 1980. Juga dasi hitam dengan penjepit yang ternyata berharga murah.
Meski dengan semua petunjuk, Cooper tak pernah ditemukan. Ia tak pernah dihukum.
Kala itu, seorang pria yang mengaku sebagai Dan Cooper mendatangi bagian penjualan tiket pesawat Northwest Orient Airlines di Bandara Internasional Portland.
Ia membawa koper hitam dan membeli tiket sekali jalan berharga US$ 20 di Penerbangan 305 ke Seattle, Washington. Penerbangan jarak pendek yang hanya membutuhkan waktu 30 menit. Pesawat yang membawa 36 penumpang itu dijadwalkan terbang pukul 14.50 waktu setempat.
Saat menaiki Boeing 727-100, DB Cooper yang mengenakan setelan gelap lengkap dengan dasi, dan sepatu duduk di kursi 18 C, bagian belakang kabin penumpang. Ia memesan bourbon campur soda, dan menyulut rokok -- di masa itu penumpang boleh merokok di kabin.
Cooper, yang entah siapa identitas aslinya, memberikan pesan pada seorang pramugari. Awak kabin itu mengira, sobekan kertas tersebut berisi 'pesan nakal' dari seorang pria yang tertarik padanya. Ia menyelipkan catatan itu ke dompet koinnya.
Melihat apa yang dilakukan pramugari, Cooper membungkuk ke depan dan berbisik. "Nona, sebaiknya Anda melihat isi kertas itu. Aku punya bom," kata dia.
Catatan dengan tulisan rapi itu menjadi instruksi agar si pramugari duduk di sebelahnya dan mengikuti instruksi. Apa yang tersurat di situ adalah: "Anda dibajak".
Cooper lalu menunjukkan bom dalam kopernya pada pramugari dan menyampaikan tuntutannya: uang senilai US$ 200 ribu, 4 parasut, dan sebuah truk bahan bakar untuk disiagakan di Seattle.
Pramugari meneruskan tuntutan itu ke pilot yang menyampaikannya ke Direktur Northwest Orient, Donald Nyrop, yang langsung setuju -- demi keselamatan nyawa para penumpang. Kru diperintahkan bekerja sama dan memberitahu penumpang bahwa ada masalah teknis yang akan menunda pendaratan.
Saksi mata mengidentifikasi Cooper sebagai pria yang tenang, sopan, dan bertutur kata baik. Pada pukul 13.24, tuntutannya dipenuhi. Pesawat akan mendarat 15 menit kemudian di Seattle -- 2 jam molor dari jadwal semula. Pilot diperintahkan mendaratkan pesawat dan mematikan lampu agar tak menarik perhatian aparat.
Setelah ransel berisi uang dan parasut diberikan, pesawat sedang diisi bahan bakar, semua penumpang dan awak kabin diminta meninggalkan pesawat.
Dua penerbang tetap di dalam kokpit. Cooper menyampaikan rencananya bahwa mereka harus terbang menuju ke Mexico City degan kecepatan minimal. Pada ketinggian 10.000 kaki, kabin harus tetap dalam kondisi unpressurised -- tekanan dalam pesawat sama dengan tekanan di luar.
Di suatu titik di atas pegunungan Cascade di Washington, Cooper, mengenakan parasut. Dengan uang tebusan melekat di tubuhnya, ia terjun dari pesawat.
FBI berpendapat Cooper tak akan selamat dari aksi nekatnya itu. Namun, kasus itu tak pernah ditutup.
Satu-satunya yang pernah ditemukan adalah bagian dari uang tebusan -- 2 paket uang tunai yang nilainya US$ 5.800 yang ditemukan di Sungai Columbia pada 1980. Juga dasi hitam dengan penjepit yang ternyata berharga murah.
Meski dengan semua petunjuk, Cooper tak pernah ditemukan. Ia tak pernah dihukum.
(via liputan6.com)