Sekitar
1,8 juta tahun yang lalu, bumi memasuki zaman Pleistocene. Pleistocene
adalah zaman es dengan permukaan air laut di bawah 100m sampai 150m,
jika dibandingkan keadaan saat ini.
Ketika
itu… Selat Malaka, Selat Karimata, Selat Sunda dan Laut Jawa, masih
berupa daratan, yang menyatukan Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau
Kalimantan dan Semenanjung Malaya. Daratan yang luas ini, sebagian ahli
geologi menyebutnya sebagai Sundaland.
Teori Iwak Belido
Keberadaan
Sundaland ini, bisa dibuktikan dengan ditemukannya, ikan spesifik yang
bernama Ikan Belido, pada dua pulau yang berbeda, yakni Sumatera (Sungai
Musi) dan Kalimantan (Sungai Kapuas)…
Di
Palembang, yang berada dipinggiran Sungai Musi, Ikan Belido (Ikan
Belida) lebih dikenal dengan nama Iwak Belido, yang digunakan sebagai
bahan baku pembuatan mpek-mpek.
Yang menjadi pertanyaan…
Bagaimana
mungkin, ada satu jenis ikan sungai… bisa berada di dua sungai, yang
dipisahkan oleh samudra lautan yang sangat luas… ?
Para
ahli memperkirakan, dahulu di zaman Pleistocene, kedua sungai tersebut,
merupakan anak-anak sungai, dari sebuah aliran sungai yang sangat
besar, yang saat ini berada di dasar laut Selat Malaka dan Selat
Karimata.
Peristiwa
terpisahnya Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera, diperkirakan disebabkan
oleh mencairnya lapisan es, dan semakin dipercepat dengan meletusnya
gunung Krakatau Purba.
Terjadinya letusan gunung ini, tercatat di dalam teks Jawa kuno yang berjudul Pustaka Raja Parwa:
Ada
suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula
goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat.
Kemudian datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh
badai menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung
Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula.
Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan pulau Sumatera.
Sundaland menurut catatan Plato
Beberapa
ilmuwan, diantaranya Profesor Aryso Santos dari Brasil, menduga
Sundaland merupakan benua Atlantis, seperti disebut-sebut Plato di dalam
bukunya Timeus dan Critias…
Sumber
catatan Plato adalah berasal dari percakapan antara Socrates (guru
Plato), Hermocrates, Timeaus dan Critias. Socrates menjelaskan tentang
masyarakat ideal versinya, sementara Timeaus dan Critias bercerita
tentang kisah yang bukan fiksi. Kisah ini merupakan kisah konflik antara
bangsa Athena dan bangsa Atlantis…
Di dalam catatan Critias, peristiwa tenggelamnya Sundaland (Atlantis), digambarkan sebagai berikut :
Karena
hanya dalam semalam, hujan yang luar biasa lebat menyapu bumi dan pada
saat yang bersamaan terjadi gempa bumi. Lalu muncul air bah yang
menggenang seluruh wilayah…
sementara di dalam Timaeus :
Namun
sesudah itu, muncul gempa bumi dan banjir yang dashyat. Dan dalam satu
hari satu malam, semua penduduknya tenggelam ke dalam perut bumi dan
pulau Atlantis lenyap ke dalam samudera luas. Dan karena alasan inilah,
bagian samudera disana menjadi tidak dapat dilewati dan dijelajahi
karena ada tumpukan lumpur yang diakibatkan oleh kehancuran pulau
tesebut…
Critias
dan Timeus mencatat peristiwa tengelamnya Sundaland (Atlantis) terjadi
pada sekitar tahun 9.600SM atau 11.600 tahun yang lalu.
Bencana Nuh
Pada sekitar 13.000 tahun yang lalu, berdasarkan temuan geologi, pernah terjadi banjir besar di seluruh permukaan bumi.
Hal
ini dikarenakan terjadinya kenaikan permukaan laut, yang menandai
berakhirnya zaman es. Laut naik setinggi 500 kaki pada periode
14.000-7.000 tahun yang lalu.
Berdasarkan
temuan geologi inilah, Ustadz H.M. Nur Abdurrahman berpendapat bahwa
bencana Nuh, terjadi pada sekitar tahun 11.000 SM (sumber : Kapal Nabi
Nuh, Misteri Sejarah Peradaban Manusia), dan menjadi sebab tenggelamnya
Keping Sunda (Sundaland).
Di
dalam Al Qur’an, ada disebut-sebut peristiwa banjir besar yang melanda
dunia. Kisah tersebut, erat kaitannya dengan keberadaan Nabi Nuh bersama
umatnya.
Kehebatan banjir besar di masa Nabi Nuh, tergambar dengan tingginya permukaan air, hingga mencapai puncak-puncak gunung…
Sebagaimana dikisahkan di dalam QS. Hud (11) ayat 43...
Dia
(anaknya) menjawab : ”Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang
dapat menghindarkan aku dari air bah!” (Nuh) berkata, ”Tidak ada yang
melindungi dari siksaaan Allah pada hari ini selain Allah Yang Maha
Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia
(anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan.
Keberadaan
Sundaland, yang keberadaannya dibuktikan melalui teori Iwak Belido,
masih meninggalkan pertanyaan pada kita, yakni apa penyebab tenggelamnya
Keping Sunda itu…
Ilustrasi Kapal Nabi Nuh |
Apakah dikarenakan banjir menurut catatan Plato (9.600SM)?