Regu tembak Maquis (grup perlawanan bawah tanah Prancis) berpose untuk kamera wartawan LIFE sebelum melaksanakan tugasnya mengeksekusi enam orang polisi Vichy (Milice)
Anggota pertama dari enam Milice yang dihukum mati diikat pada tiang di belakangnya oleh penjaga beberapa saat sebelum ditembak mati oleh regu tembak Maquis
Anggota kedua dari enam Milice yang dihukum mati diikat pada tiang di belakangnya oleh penjaga beberapa saat sebelum ditembak mati oleh regu tembak Maquis
Anggota ketiga dari enam Milice yang dihukum mati diikat pada tiang di belakangnya oleh penjaga beberapa saat sebelum ditembak mati oleh regu tembak Maquis
Anggota kelima dari enam Milice yang dihukum mati diikat pada tiang di belakangnya oleh penjaga beberapa saat sebelum ditembak mati oleh regu tembak Maquis
Anggota terakhir (keenam) dari enam Milice yang dihukum mati diikat pada tiang di belakangnya oleh penjaga beberapa saat sebelum ditembak mati oleh regu tembak Maquis. Wajahnya begitu tegar dan rileks!
Anggota keempat dari enam Milice (polisi Vichy Prancis) yang diikat oleh penjaga ke tiang di belakangnya beberapa saat sebelum ditembak mati oleh satuan Maquis firing squad. Lokasinya adalah di depan sebuah pabrik bata yang merupakan lokasi yang sama tempat dieksekusinya 23 orang anggota perlawanan Prancis oleh Nazi bulan Juli sebelumnya
Dan inilah saat-saat yang dinantikan... Dooor!!! Para terpidana mati dieksekusi oleh regu tembak Milice. Efek dari tembakan ini membuat kamera bergoyang!
Setelah tembakan pertama dilepaskan, beberapa perwira Maquis menghampiri para tereksekusi untuk memastikan kematian mereka dengan pistol
Perwira Maquis memberikan "coup de grace" dengan pistol ke kepala anggota ketiga dari enam Milice yang dihukum mati. Tampak di latar belakang para tereksekusi mati juga mendapat "service" yang sama!
Anggota pertama dari enam Milice yang dihukum mati terkulai lemas setelah nyawanya melayang akibat eksekusi
Anggota pertama dari enam Milice yang dihukum mati terkulai lemas dalam posisi duduk setelah nyawanya melayang akibat eksekusi. Darah masih mengucur dari lubang peluru yang terdapat di kepalanya
Anggota ketiga dari enam Milice yang dihukum mati terkulai lemas setelah nyawanya melayang akibat eksekusi
Anggota keempat dari enam Milice yang dihukum mati terkulai lemas setelah nyawanya melayang akibat eksekusi. Darah masih mengucur dari lubang peluru yang terdapat di kepalanya
Anggota keenam dari enam Milice yang dihukum mati terkulai lemas setelah nyawanya melayang akibat eksekusi
Para prajurit Maquis meletakkan jenazah Milice kedua dari enam orang yang dieksekusi ke dalam peti mati kayu polos yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kita bisa melihat salah seorang tentara Amerika juga ikut menyaksikan hukuman mati ini
Prajurit Maquis berusaha menahan kerumunan massa yang berteriak-teriak sambil mendesak maju berusaha untuk mendekati keenam peti jenazah anggota Milice
Beberapa hari setelah Paris, Prancis, lepas dari kekuasaan Jerman pada 1944, fotografer situs LIFE mengabadikan momen runtuhnya kekuasaan Nazi itu.
Fotografer Carl Mydans beruntung bisa berada di lokasi yang menjadi titik penting dari sejarah bebasnya Eropa dari kependudukan Nazi selama 4 tahun. LIFE pun merilis sejumlah foto eksekusi pada 2 September 1944 itu, yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya!
Dalam kesempatan itu, fotografer LIFE Carl Mydans dan koresponden majalah TIME John Osborne sedang berada di Grenoble, French Alps. Foto-foto Mydan dan penjelasan Osborne mengenai peristiwa itu membuat bulu kuduk siapapun akan merinding.
Seperti foto beberapa pemuda yang tangannya terikat di belakang. Mereka adalah anggota satuan polisi yang berkolaborasi dengan Nazi. "Tempat yang dipilih untuk eksekusi legal pertama ini adalah sebidang tanah kosong sebelah pabrik bata di Prancis Selatan," demikian penjelasan Osborne.
Pada eksekusi itu, terdapat enam tiang pancang berjajar. Tak jauh, terlihat warga sekitar berkumpul untuk menyaksikan meski hujan mengguyur. Tak lama, para tahanan datang dengan mobil dan dikawal keluar menuju tiang-tiang itu. "Masyarkat seperti melihat sirkus saja, mereka tertawa-tawa dan gembira."
Enam orang polisi Nazi berusia 19-26 tahun yang akan dieksekusi itu pasrah dengan takdir. Begitu tabahnya para tahanan itu, Osborne sampai merasa merekalah pahlawannya! "Mereka menentang negara sendiri tapi menghadapi kematian dengan baik sekali. Tak ada yang tertunduk lesu atau gemetar."
Saat menyaksikan 10 orang tersangka di pengadilan, sebelum eksekusi, Osborne mengaku sempat menangis. Sebab, mereka terlihat begitu muda namun pada saat bersamaan, menghadapi saat-saat terakhir dari hidupnya dengan ketegaran seorang veteran. Ia mengagumi keberanian mereka ketika kematian menjemputnya.
"Dalam keadaan terikat, ia menengadahkan kepalanya ke arah langit dan memperhatikan Gunung Alpen. Tiba-tiba senjata ditembakkan ke arah dada atau jantung mereka. Ia sempat doyong ke arah depan, kemudian bersandar di tiang dan tak lama kepalanya tertunduk. Ia tak bergerak lagi."
Untuk memastikan, pengeksekusi masih menembak kepala masing-masing terpidana itu. Dari sepuluh tersangka itu hanya enam yang dieksekusi mati. Empat lainnya dibebaskan karena kekurangan barang bukti.