Kementerian Kesehatan Peru mengirimkan satu tim pembasmi kelelawar penghisap darah manusia alias kelelawar vampir ke kawasan Amazon.
Keberadaan kelelawar vampir tersebut sudah meresahkan masyarakat karena gigitan mereka menularkan penyakit rabies.
Seperti dikutip dari laman BBC, Jumat, 13 Agustus 2010, empat anak suku Awajun tewas setelah digigit oleh hewan mamalia penghisap darah tersebut. Para petugas medis telah mendistribusikan vaksin rabies pada lebih dari 500 orang yang diserang kelelawar.
Wabah rabies ini menjadi perhatian utama masyarakat Urakusa di timur laut Amazon di Peru, dekat perbatasan dengan Ekuador. Suku-suku pedalaman Amazon meminta bantuan pemerintah Peru karena mereka tidak mampu menemukan penyebab tewasnya anak-anak mereka.
Wabah rabies ini menjadi perhatian utama masyarakat Urakusa di timur laut Amazon di Peru, dekat perbatasan dengan Ekuador. Suku-suku pedalaman Amazon meminta bantuan pemerintah Peru karena mereka tidak mampu menemukan penyebab tewasnya anak-anak mereka.
Kementerian Kesehatan mengatakan, tiga tim medis telah dikirim ke pedalaman Amazon untuk merawat dan menyuntikkan vaksin pada korban gigitan kelelawar vampir. Sebagian besar orang telah divaksin, hanya sedikit yang menolak menerima perawatan.
Kelelawar vampir biasanya memakan hewan liar atau ternak, tetapi sesekali juga menjadikan manusia sebagai santapan, terutama di wilayah habitat hutan hujan tropis yang telah musnah. Beberapa penduduk setempat mengaitkan peristiwa serangan kelelawar ini dengan suhu rendah dalam beberapa tahun terakhir di Amazon.
Kelelawar vampir biasanya memakan hewan liar atau ternak, tetapi sesekali juga menjadikan manusia sebagai santapan, terutama di wilayah habitat hutan hujan tropis yang telah musnah. Beberapa penduduk setempat mengaitkan peristiwa serangan kelelawar ini dengan suhu rendah dalam beberapa tahun terakhir di Amazon.