Opini publik tentang polisi itu bermacam-macam, mulai dari pembela keadilan dan pelindung masyarakat, sampai pendapat bahwa mereka hanyalah bawahan yang sering disalahgunakan oleh orang-orang penting. Terlepas dari itu, keberadaan polisi itu sendiri telah menjadi bagian penting dalam masyarakat, untuk mencegah tindakan kriminal dan menjaga kedamaian komunitas.
Karena kriminalitas makin maju, polisi juga dipaksa untuk melakukan hal yang sama. Untungnya, ada beberapa teknologi polisi masa depan yang sedang dikembangkan agar para polisi dapat bekerja lebih cepat dan efektif.
- Borgol Teknologi Tinggi
Sengatan listrik ini sendiri bisa dialirkan dari penjaga, ataupun dari tindakan agresi tahanan, seperti merampas senjata polisi, akan mengalirkan listrik dengan tegangan 20.000 sampai 150.000 volt dengan waktu 10 detik.
Selain itu, pada borgol tersebut terdapat suntikan yang dapat menyuntik obat penenang.
- Identitas 3 Dimensi
Salah satu tugas terpenting tim forensic adalah mengidentifikasi mayat. Dan para ilmuwan di North Carolina State University telah menemukan sistem yang dapat mengidentifikasi tubuh dengan lebih mudah. Antropolog forensik, Ann Ross dan timnya menciptakan software bernama 3D-ID yang dapat mengidentifikasi mayat dengan menggunakan tengkorak mayat, yang dapat membantu investigator untuk mengidentifikasi ras dan jenis kelamin mayat, dan mempermudah identifikasi.
- DNA Profiling Instan
Ternyata, mencocokkan DNA itu tidak semudah melakukan tes di laboratorium. Digunakan metode rumit untuk proses DNA profiling ini, yang membutuhkan waktu yang lama serta perlengkapan yang mahal. Oleh karena itu, perusahaan LGC Forensics mengembangkan alat untuk menentukan DNA seseorang kurang dari 1 jam, yaitu dengan sistem RapiDNA, agar dapat digunakan untuk analisis TKP kriminal. Sistem RapiDNA dapat mengekstrak informasi genetik dari darah, sperma, ataupun liur yang tertinggal di TKP, dan dapat mencocokkannya dengan database DNA nasional, kurang dari 1 jam.
- Otopsi Virtual
Otopsi adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam investigasi, terutama dalam kasus pembunuhan atau bunuh diri. Meskipun begitu, tidak semua mayat bisa diotopsi, karena ada banyak agama yang melarang proses otopsi dilakukan kepada orang yang telah meninggal.
Oleh karena itu, diciptakanlah metode otopsi baru, yaitu dengan otopsi virtual yang mengkombinasikan CT scan dan MRI scan, dan akan menciptakan imej 3 dimensi dari tubuh korban. Jadi, tanpa membelah mayat sekalipun, para ahli patologi mampu menentukan penyebab kematian seseorang dengan teknologi ini.
Oleh karena itu, diciptakanlah metode otopsi baru, yaitu dengan otopsi virtual yang mengkombinasikan CT scan dan MRI scan, dan akan menciptakan imej 3 dimensi dari tubuh korban. Jadi, tanpa membelah mayat sekalipun, para ahli patologi mampu menentukan penyebab kematian seseorang dengan teknologi ini.
Sumber :