Kebengisan serdadu Amerika Serikat kembali terkuak. Kali ini melibatkan
para serdadu AS, bersama-sama serdadu negara Barat lainnya, yang sedang
bertugas di Afganistan.
Banyak sekali foto dan video yang menunjukkan kelakuan para serdadu AS sedang cengengesan usai menewaskan warga sipil Afganistan. Pembantaian warga sipil serupa sering terjadi tetapi di podium, para jenderal AS berdalih, sasaran sesungguhnya adalah militan bersenjata.
Banyak sekali foto dan video yang menunjukkan kelakuan para serdadu AS sedang cengengesan usai menewaskan warga sipil Afganistan. Pembantaian warga sipil serupa sering terjadi tetapi di podium, para jenderal AS berdalih, sasaran sesungguhnya adalah militan bersenjata.
Kini, dari banyak foto dan video para serdadu pembantai itu, ada tiga yang dipublikasikan media Jerman, Der Spiegel, Senin (21/3/2011) dan bikin geger Washington, pusat kendali perang Afganistan yang kini juga "mengganyang" Libya.
Foto
pertama menunjukkan Jeremy Morlock, serdadu AS berusia 22 tahun, sedang
tersenyum di samping jenazah Gul Mudin, anak seorang petani yang baru
saja dia bunuh. Peristiwa itu terjadi pada 15 Januari 2010.
Seymour M Hersh dari majalah New Yorker menyebutnya tindakan seperti itu kemungkinan bagian dari aktivitas olahraga serdadu AS.
Tuduhan
Seymour M Hersh bukan tanpa alas fakta. Selain dia pernah
menginvestigasi kebengisan serupa dalam aksi pasukan sekutu di Irak,
olahraga para serdadu itu juga pernah terungkap di pengadilan.
Foto
berikutnya menunjukkan serdadu lain dalam tim Jeremy Morlock yang juga
berpose di samping jenazah yang sama. Hanya, ia tak tampak cengengesan. Morlock dan empat serdadu lainnya kini diadili atas tuduhan membunuh tiga warga sipil, termasuk Gul Mudin tadi.
Sedangkan
foto ketiga menunjukkan dua jenazah warga sipil yang diikat yang juga
berasal dari koleksi foto dan video salah seorang tersangka. Hanya,
kasus pembunuhan dua jenazah tersebut belum ditelusuri.
Menanggapi
publikasi foto-foto itu, Menteri Luar Negeri AS, Hillary Rodham
Clinton, langsung menelepon pejabat Afganistan guna mendiskusikan
masalah tersebut. Ia tak disebutkan meminta maaf.
Dua mayat warga Afghanistan yang dibunuh para serdadu Amerika Serikat. Foto ini berasal dari koleksi salah satu anggota "tim pembunuh" yang akan dihadapkan pada pengadilan militer. |
Penasehat
Keamanan Nasional AS, Tom Donilon, juga menjalin kontak dengan
Afganistan. Maklum, AS sedang merayu Afganistan agar diizinkan membangun
pangkalan militer secara permanen di wilayah negeri itu.
Adapun
permintaan maaf disampaikan Kolonel Thomas Collins, sekaligus menyatakan
bahwa pihaknya sedang menyiapkan peradilan militer terhadap total 12
serdadu terkait kasus itu. Mereka disebut sebagai "tim pembunuh".
Militer
dalam pernyataannya mengakui, tindakan seperti dalam foto-foto itu
"menjijikkan bagi kita sebagai manusia dan bertentangan dengan standar
dan nilai-nilai Amerika Serikat."
Tetapi, ini bukan kejadian
pertama. Salah satunya, serdadu lelaki dan perempuan AS terlihat berpose
mengejek para tahanan yang sudah ditelanjangi di penjara Abu Graib, 20
mil di barat Baghdad, Irak, delapan tahun silam.( sumber )