Foto Serdadu AS Tertawa Usai Membantai

watch_later
Jeremy Morlock, serdadu Amerika Serikat berusia 22 tahun, tampak cengengesan di samping jenazah Gul Mudin, anak petani Afghanistan, yang baru saja dia bantai bersama teman-temannya. Ini terjadi pada 15 Januari 2010 tapi baru sekarang terungkap.

Kebengisan serdadu Amerika Serikat kembali terkuak. Kali ini melibatkan para serdadu AS, bersama-sama serdadu negara Barat lainnya, yang sedang bertugas di Afganistan.
Banyak sekali foto dan video yang menunjukkan kelakuan para serdadu AS sedang cengengesan usai menewaskan warga sipil Afganistan. Pembantaian warga sipil serupa sering terjadi tetapi di podium, para jenderal AS berdalih, sasaran sesungguhnya adalah militan bersenjata.
Kini, dari banyak foto dan video para serdadu pembantai itu, ada tiga yang dipublikasikan media Jerman, Der Spiegel, Senin (21/3/2011) dan bikin geger Washington, pusat kendali perang Afganistan yang kini juga "mengganyang" Libya.
Foto pertama menunjukkan Jeremy Morlock, serdadu AS berusia 22 tahun, sedang tersenyum di samping jenazah Gul Mudin, anak seorang petani yang baru saja dia bunuh. Peristiwa itu terjadi pada 15 Januari 2010.

Serdadu Amerika Serikat, rekan satu tim Jeremy Morlock yang juga berpose di samping jenazah Gul Mudin, anak petani Afghanistan, yang baru saja dia bantai bersama teman-temannya. Ini terjadi pada 15 Januari 2010, dan Washington pun geger.

Seymour M Hersh dari majalah New Yorker menyebutnya tindakan seperti itu kemungkinan bagian dari aktivitas olahraga serdadu AS.
Tuduhan Seymour M Hersh bukan tanpa alas fakta. Selain dia pernah menginvestigasi kebengisan serupa dalam aksi pasukan sekutu di Irak, olahraga para serdadu itu juga pernah terungkap di pengadilan.
Foto berikutnya menunjukkan serdadu lain dalam tim Jeremy Morlock yang juga berpose di samping jenazah yang sama. Hanya, ia tak tampak cengengesan. Morlock dan empat serdadu lainnya kini diadili atas tuduhan membunuh tiga warga sipil, termasuk Gul Mudin tadi.
Sedangkan foto ketiga menunjukkan dua jenazah warga sipil yang diikat yang juga berasal dari koleksi foto dan video salah seorang tersangka. Hanya, kasus pembunuhan dua jenazah tersebut belum ditelusuri.
Menanggapi publikasi foto-foto itu, Menteri Luar Negeri AS, Hillary Rodham Clinton, langsung menelepon pejabat Afganistan guna mendiskusikan masalah tersebut. Ia tak disebutkan meminta maaf.

Dua mayat warga Afghanistan yang dibunuh para serdadu Amerika Serikat. Foto ini berasal dari koleksi salah satu anggota "tim pembunuh" yang akan dihadapkan pada pengadilan militer.

Penasehat Keamanan Nasional AS, Tom Donilon, juga menjalin kontak dengan Afganistan. Maklum, AS sedang merayu Afganistan agar diizinkan membangun pangkalan militer secara permanen di wilayah negeri itu.
Adapun permintaan maaf disampaikan Kolonel Thomas Collins, sekaligus menyatakan bahwa pihaknya sedang menyiapkan peradilan militer terhadap total 12 serdadu terkait kasus itu. Mereka disebut sebagai "tim pembunuh".
Militer dalam pernyataannya mengakui, tindakan seperti dalam foto-foto itu "menjijikkan bagi kita sebagai manusia dan bertentangan dengan standar dan nilai-nilai Amerika Serikat."
Tetapi, ini bukan kejadian pertama. Salah satunya, serdadu lelaki dan perempuan AS terlihat berpose mengejek para tahanan yang sudah ditelanjangi di penjara Abu Graib, 20 mil di barat Baghdad, Irak, delapan tahun silam.

( sumber )



sentiment_satisfied Emoticon